Bayangkan keadaan berikut. Kamu berada di hadapan Microsoft Words
tapi tidak ada satu kalimatpun yang berhasil kamu tambahkan. Tiba-tiba
kamu terserang kemandekan ide.
http://xposisi.com
Pernah berada pada posisi tersebut? Posisi yang dikenal dengan istilah writer’s block ini memang tidak pernah lepas dari kehidupan penulis. Namun, bukan berarti kamu harus tunduk ketika menghadapinya.
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan writer’s block.
Misalnya, ada kerabat yang ditimpa kemalangan sehingga menyita waktumu
selama beberapa saat atau tekanan yang diterima karena teman telah
berhasil menyelesaikan bukunya terlebih dahulu dan sukses di pasaran.
Faktor dari dalam diri sendiri pun bisa menjadi penyebab seperti
kelelahan.
Homer Simpson pernah berkata “If something is too hard to do, it’s probably not worth doing.” Jadi, writer’s block bisa jadi berupa semacam sign yang mengajak kita untuk beristirahat sejenak. Ketika mulai jenuh menulis dan mengalami writer’s block,
tinggalkan tulisanmu sementara waktu dan beralihlah ke hal lain,
seperti membaca buku penulis lain, istirahatkan tubuh dan pikiran,
tidur, dan lakukan hal-hal menyenangkan lainnya sehingga kamu akan
kembali merasa segar dan siap menulis.
Namun, bagaimana kalau kamu tipikal penulis yang keukeuh ingin memerangi writer’s block karena tidak bisa hidup tanpa menulis? Dikutip dari Huffington Post, penulis buku Sleeping Tigers dan The Gerbil Farmer’s Daughter, Holly Robinson, berbagi tips yang biasa dia lakukan ketika diserang Writer’s Block.
Keep your book warm
Kebanyakan penulis mengatakan batasan ideal dalam menulis per harinya
adalah sebanyak 500-1000 kata. Namun, pada kenyataannya, menulis bukan
satu-satunya pekerjaan yang menuntut untuk diselesaikan. Ada pekerjaan
lain, keluarga, dan bahkan kegiatan sosialisasi. Karena itu, tidak perlu
mematok berapa banyak kata yang harus ditulis setiap hari. Jika tidak
memiliki ide, baca ulang naskah yang ditulis juga bisa kamu lakukan.
Know what comes next
Saat menulis, berhentilah di satu titik dimana kamu tahu persis apa
yang akan kamu tulis selanjutnya, sehingga keesokan harinya, saat kamu
bermaksud melanjutkan tulisan, kamu tahu apa yang akan kamu tulis.
Otomatis, kamu tidak akan buang-buang waktu bengong di depan Microsoft
Word.
Be armed and ready
Bawa notebook kecil kemanapun kamu pergi. Ide bisa datang
kapan saja dan pastikan kamu bisa menuliskannya agar tidak lupa dan ide
itu hilang begitu saja.
Unplug
Sangat penting untuk menghindarkan diri dari internet, terutama social media,
pada saat menulis. Puasakan dirimu dari aktivitas bercengkrama di
Facebook dan Twitter ketika sedang menulis. Kamu pun akan lebih fokus
menuangkan ide ke dalam tulisan.
Change locations
Apabila kamu terbiasa menulis di kamar, cobalah cari suasana baru
dengan berpindah ruangan. Ada banyak ruangan di rumahmu yang bisa
menuangkan banyak inspirasi selain kamar apabila kamu mau mencaritahu.
Berpindah ruangan bisa membuat kamu melihat tulisan dari sudut pandang
berbeda karena indra juga merespon dari perpindahan lokasi tersebut.
Kamu juga bisa mengunjungi tempat lain di luar rumah seperti café atau
taman. Bahkan, kegiatan ini akan semakin memperkaya tulisanmu karena ada
banyak hal yang bisa kamu amati dan tidak jarang mendatangkan
inspirasi.
Describe what you see
Kalau kamu merasa stuck dan tidak tahu apa yang mau kamu
tulis, deskripsikan apapun yang ada di hadapanmu. Misalnya, cuaca,
lukisan, atau interaksi sepasang kekasih di mall.
Retype sentences
Kadang, hambatan yang dating bisa bersifat mental dan berhubungan
dengan bathin kamu sendiri. Salah satu cara mengatasinya adalah melalui
aktivitas fisik. Gerakkan tubuhmu hingga menjadi bugar dan aliran darah
ke otak juga lebih lancar. Saat terserang writer’s block, lakukan olahraga ringan selama beberapa menit dan rasakan sendiri khasiatnya ya.
Switch up the point of view
Misalnya, kamu sedang menulis novel roman dari sudut pandang orang ketiga dan kamu stuck,
tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh karaktermu. Coba tulis kembali
dari sudut pandang orang pertama sebanyak beberapa paragraf saja. Kamu
pasti terbantu untuk memahami karaktermu. Ketika kamu sudah mendapatkan feel-nya
kembali, kembalilah ke PoV semula. Atau, jika tulisanmu menggunakan
sudut pandang orang ketiga terbatas, perluas perspektifmu dengan
menuliskannya dari sudut pandang salah satu tokoh. Kamu juga bisa
menggunakan omniscient point of view (yang maha tahu),
seakan-akan seluruh penjuru kota tahu. Latihan berpindah PoV ini berguna
untuk menggiring pikiran menemukan dekripsi dan dialog baru yang
sebelumnya membuat kamu stuck.
Create a ritual
Seperti halnya atlit yang memiliki lucky charm atau
melakukan ritual khusus sebelum bertanding, penulis juga boleh melakukan
ritual sebelum kembali ke zona menulis. Ritual ini bisa macam-macam,
tergantung kebiasaan masing-masing. Contohnya: sebelum menulis,
sempatkan waktu untuk mandi, makan, minum teh, berdoa, atau mungkin
membersihkan kamar atau ruangan tempat menulis. Hitung-hitung, kamu
membantu ibu di rumah, hehehe.
Draw a story board
Buat peta visual tulisanmu, lengkap dengan karakter dalam bentuk
sketsa atau kartun beserta dialog. Hal ini akan membantumu mengerti
lebih dalam narasi dan mengisi kekosongan yang sebelumnya tidak
terlihat.
Have fun.
Dalam menulis, ada tiga tahap yang harus dilalui –sama seperti
tahapan yang dilalui manusia-, yaitu masa kanak-kanak, remaja, dan
dewasa. Pada masa kanak-kanak, bersenang-senanglah dengan kata-kata,
melompat kesana kemari, bermain dengan bebas tanpa memikirkan editan.
Saat kamu merevisi tulisanmu, kamu memasuki masa remaja (pembentukan
karakter). Pada tahap ini kamu mulai memperbaiki kata-kata, memasukkan
dialog jika perlu, dan sebagainya. Akhirnya, tulisanmu memasuki tahap
dewasa, di mana ia dipoles agar cantik, berkarakter, juga memiliki ‘manner’. Tulisan di tahap dewasa ini sudah siap pergi meninggalkan ‘rumahnya’ untuk bertemu calon pengantinnya (penerbit, baik major publishing maupun self publishing).
So, sudah tidak ada alasan kan untuk berleha-leha ketika terserang writer’s block?