Minggu, 13 Mei 2012

Taat pada siapa?!

::Siapa Yang Harus Aku Ta'ati??::

Seorang gadis kecil baru saja pulang dari
sekolah. Sesampainya dirumah, Sang Ibu
melihatnya sedang bersedih. Dia pun
bertanya kepada anakya tentang sebab
kesedihannya. Gadis kecil itu pun
menjawab: “Bu, tadi bu guru
mengancamku akan dikeluarkan dari
sekolah, karena pakaian panjang yang aku
kenakan”. “Tetapi pakaian ini adalah
pakaian yang dicintai Alloh, anakku!”.
“Benar bu, tapi Ibu guru tidak suka”.
“Baik nak, meskipun bu guru tidak suka,
tetapi Alloh menyukainya”. Jadi, siapakah
yang akan kamu ta’ati?
Akankah kamu taat kepada Alloh yang telah
menciptakanmu, membentuk parasmu dan
memberi nikmat kepadamu? Atau kamu
akan taat kepada makhluk yang tidak bisa
mendatangkan manfa’at kepadamu?”.
Alloh lah yang aku taati, bu !
Bagus nak. Kamu benar !
Keesokan harinya, sang anak tetap
berangkat ke sekolah dengan mengenakan
pakaian panjang dan ketika sang guru
melihatnya, dia pun menghardik dengan
kasar. Gadis tersebut tidak kuasa
menghadapi hardikan sang guru, apalagi
seisi kelas memandang kearahnya. Dan
tangisan pun meledak.
Sambil terisak, anak itu melontarkan kata-
kata singkat namun memiliki makna yang
besar : “Demi Alloh, aku tidak tahu siapa
yang harus aku taati, Anda atau Dia?”
“Dia siapa?” tanya sang guru.
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Aku taati
perintahmu, lalu aku mengenakan pakaian
yang anda sukai dan bermaksiat kepada-
Nya, ataukah aku akan mentaati-Nya dan
mengabaikan perintah Anda?
“Aku akan tetap mentaati Alloh Subhanahu
Wa Ta’ala, walau harus mengalami segala
kepahitan, jawab sang gadis.
Kata-kata itu keluar dari mulut mungil gadis
tersebut. Kata-kata yang memperlihatkan
loyalitas penuh kepada Alloh ta’ala. Dengan
tegas gadis kecil itu menyatakan komitmen
dan ketaatannya kepada perintah-perintah
Alloh Yang Maha Kuasa.
Apa guru tersebut membiarkannya?
Sang guru meminta agar ibu anak tersebut
dipanggil ke sekolah, apa yang kira-kira dia
inginkan?
Sang ibu pun datang.
“Anak anda telah menasehatiku dengan
nasehat yang paling berharga yang pernah
aku dengar selama hidupku”, kata guru
kepada sang ibu.
Ya, guru tersebut telah menerima nasehat
dari muridnya yang masih kecil. Guru yang
telah belajar tarbiyah dan memiliki ilmu
pengetahuan yang sangat luas. Seorang
guru yang ilmunya tidak menghalangi
untuk menerima nasehat dari seorang anak
kecil yang seusia dengan anaknya.
Selamat, bagi guru tersebut. Selamat pula
bagi anak kecil yang ditelah ditempa
dengan tarbiyah islam dan
menggenggamnya dengan kuat. Dan
selamat bagi sang ibu yang telah berhasil
menanamkan rasa cinta kepada Alloh ta’ala
dan Rasululloh kepada sang anak.
Maka dari itu wahai para ibu muslimah
Kalianlah yang menggenggam anak-anak
kalian. Mereka ibarat adonan yang bisa
dibentuk sesuai dengan kehendak kalian.
Maka, segeralah untuk membentuk mereka
sesuai dengan bentuk yang diridhoi Alloh
dan Rasul-Nya.
Ajari mereka sholat
Ajari mereka untuk senantiasa taat kepada
Alloh
Ajari mereka tentang keteguhan dan
kebenaran
Ajarkan semua itu kepada mereka sebelum
mereka memasuki usia dewasa
Jika mereka tidak sempat mendapatkan
tarbiyah ketika kecil, niscaya kalian akan
sangat menyesal karena kalian akan
kehilangan anak kalian di masa dewasa
mereka.
Gadis ini bukan hidup dimasa shahabat,
maupun dimasa Tabi’in, tetapi gadis ini
hidup di zaman yang penuh fitnah ini.
Kisah ini membuktikan bahwa sebenarnya
kita mampu untuk mencetak generasi
seperti gadis ini. Seorang gadis yang
bertaqwa akan berani untuk menampakkan
kebenaran serta tidak takut terhadap
celaan orang yang mencela.
Saudari Mukminah, anakmu sekarang
berada dihadapanmu, siramilah dia dengan
air ketaqwaan dan keshalihan. Perbaikilah
lingkungannya. Jauhkan ia dari berbagai
virus dan obat-obat berbahaya.
Inilah tantangan yang berada
dihadapanmu. Silahkan koreksi, apa yang
telah kamu lakukan dengan amanah yang
Alloh titipkan padamu.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,
bersabda
“Barang siapa yang mencari keridhoan
manusia dengan mengabaikan kemurkaan
Alloh, niscaya Alloh akan melimpahkan
urusannya kepada manusia. Dan barang
siapa yang membuat manusia marah demi
mencari keridhoan Alloh, niscaya Alloh akan
mencukupkannya dari meminta bantuan
manusia” (Al-Hadist). -rsk-

2 komentar: